BAB I
PENDAHULUAN
Sebelum berbicara tentang isu terkini dalam praktik
kebidanan, pertama-tama filosofi kebidanan harus ditengok kembali sehingga
bukti ilmiah yang kita pakai sebagai bidan tidak melenceng dari filosofi profesi
bidan itu sendiri. Filosofi
dasar profesi kebidanan terdiri dari 6 filosofi dasar antara lain:
1)
Normal & Natural childbirth
2)
Women centre care
3)
Continuity of care
4)
Empowering women
5)
Women and family partnership
Pada kenyataannya, banyak diantara kita mengakses
temuan ilmiah namun bukan pada domain kebidanan yakni mengupayakan proses
reproduksi berjalan dengan fisilogis, tetapi lebih kearah medical. Misalnya
penggunaan medikamentosa untuk manajemen nyeri persalinan dengan ILA dan lain
sebagainya. Berkiblat pada filosofi diatas, maka manajemen nyeri haruslah memanfaatkan
alam dan kompetensi bidan yang ada misalnya dengan touch in labor.
Kemudian dengan adanya penemuan baru tentang
persalinan normal dengan membiarkan tali pusat tetap bersama plasenta bayi, alasan
itulah saya membahas “isu bidan terkini” dengan mengangkat tema
pembahasan mengenai Lotus Birth.
- Rumusan Masalah
Bagaimana Evidence Base pada persalinan normal
dengan lotus birth?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.
Evidence Base Praktik Kebidanan
a.
Definisi
Pengertian evidence Base jika ditinjau dari
pemenggalan kata (Inggris) maka evidence Base dapat diartikan sebagai
berikut:
Evidence : Bukti, fakta
Base : Dasar
Jadi evidence base adalah: praktik berdasarkan
bukti.
Pengertian Evidence Base menurut sumber
lain:
a) The process of systematically finding,
appraising and using research findings as the basis for clinical decisions.
b) Evidence base adalah proses sistematis untuk
mencari, menilai dan menggunakan hasil penelitian sebagai dasar untuk
pengambilan keputusan klinis.
Jadi pengertian Evidence
Base-Midwifery dapat disimpulkan sebagai asuhan kebidanan berdasarkan bukti
penelitian yang telah teruji menurut metodologi ilmiah yang sistematis.
b.
Manfaat Evidence Base
Manfaat yang dapat diperoleh dari pemanfaatan Evidence
Base antara lain:
1) Keamanan bagi nakes karena
intervensi yang dilakukan berdasarkan bukti ilmiah
2) Meningkatkan kompetensi (kognitif)
3) Memenuhi tuntutan dan kewajiban
sebagi professional dalam memberikan asuhan yang bermutu
4) Memenuhi kepuasan pelanggan yang
mana dalam asuhan kebidanan klien mengharapkan asuhan yang benar, seseuai
dengan bukti dan teori serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
2. Lotus Birth
A. Definisi
Lotus Birth, atau tali pusat yang tidak dipotong,
adalah praktek meninggalkan tali pusat yang tidak diklem dan lahir
secara utuh, daripada ikut menghalangi proses fisiologis normal dalam perubahan
Wharton's jelly yang menghasilkan pengkleman internal alami dalam 10-20 menit
pasca persalinan. Tali pusat kemudian Kering dan akhirnya lepas dari umbilicus.
Pelepasan tersebut umumnya terjadi 3-10 hari setelah lahir.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menekankan pentingnya
penyatuan atau penggabungan pendekatan untuk asuhan ibu dan bayi, dan
menyatakan dengan jelas (dalam Panduan Praktis Asuhan Persalinan
Normal:, Geneva, Swiss, 1997) "Penundaan Pengkleman (atau tidak sama
sekali diklem) adalah cara fisiologis dalam perawatan tali pusat, dan
pengkleman tali pusat secara dini merupakan intervensi yang masih memerlukan
pembuktian lebih lanjut." Lotus Birth jarang dilakukan di rumah sakit
tetapi umumnya dilakukan di klinik dan rumah bersalin, sehingga proses bonding
attachment antara ibu dan bayi dapat dilakukan, hal ini tentunya bermanfaat
bagi ibu dan bayi yang baru lahir .
Sementara penolong persalinan segera melakukan
penilaian Apgar dan hal lain yang diperlukan oleh bayi seperti suction
atau rangsang taktil, sedangkan prosedur yang lebih lanjut ditunda terlebih
dahulu sampai satu jam setelah melahirkan. Tali pusat bayi dipegang dengan
tangan ibu, atau dipegang oleh ayah atau asisten penolong persalinan selama
penjahitan ibu.
Karena adanya praktek budaya yang berbeda maka proses
pengawetan plasenta dilakukan dalam berbagai cara yang berbeda. Beberapa orang
lebih memilih untuk menyimpan plasenta sehingga dapat menguburkannya dengan anak
di akhir kehidupan anak tersebut. Sedangkan yang lainnya membiarkan plasenta
sampai mengerut dan mengering secara alami dan kemudian dikuburkan. Salah satu
contohnya adalah Orang-orang Igbo di Nigeria, mereka menguburkan plasenta
setelah lahir dan sering menanam pohon diatas kuburan plasenta tersebut.
Pada Lotus Birth, kelebihan cairan yang dikeluarkan
plasenta disimpan dalam mangkuk atau waskom terbuka atau dibungkus kain,
lalu didekatkan dengan bayi. Kain yang digunakan untuk menutupi plasenta
atau wadah yang digunakan harus memungkinkan terjadinya pertukaran udara,
sehingga plasenta mendapatkan udara dan mulai mengering serta tidak berbau
busuk. Garam laut sering digunakan untuk mempercepat proses pengeringan
plasenta. Kadang-kadang minyak esensial, seperti lavender, atau bubuk
tumbuh-tumbuhan seperti goldenseal, neem, bersama dengan lavender juga
digunakan untuk tambahan antibacterial.
Apabila tindakan pengeringan plasenta tidak diterapkan
dengan baik plasenta akan memiliki bau yang berbeda, bau tersebut dapat
diatasi dengan penanaman plasenta secara langsung atau didinginkan
setelah minggu pertama pasca persalinan. Manajemen aktif Kala Tiga persalinan merupakan
praktek dan pelatihan medis umum yang digunakan untuk mempercepat kelahiran
plasenta. Tahap-tahap manajemen aktif kala tiga tersebut adalah :
pemberian oksitosin, pengkleman tali pusat segera, memotong tali pusat,
peregangan tali pusat terkendali, masase fundus.
B. Asal – usul Lotus Birth
Amerika merupakan negara perintis Lotus
Birth, hal tersebut tercantum dalam catatan tertulis. Didalamnya disebutkan
bahwa Lotus Birth sebagai langkah pencegahan untuk melindungi bayi dari infeksi
luka yang terbuka. Meskipun merupakan suatu fenomena alternatif yang baru,
penundaan pemotongan tali pusat , sudah ada dalam budaya Bali dan budaya
orang Aborigin. Oleh karena itu, keputusan untuk dilakukannya Lotus Birth
serta dampak fisiologis yang dapat terjadi karena Lotus Birth merupakan
tanggungjawab dari klien yang telah memilih dan membaut keputusan tentang
tindakan tersebut.
Praktek Modern dari Lotus Birth
menunjukkan bahwa mamalia yang mempunyai 99% bahan genetik hampir sama dengan
manusia, yaitu simpanse pun membiarkan plasenta utuh, tidak merusak atau
memotongnya. Hal tersebut dikenal dengan fakta primatologists. Lotus Birth,
saat ini merupakan informed choice yang dilakukan minoritas dari homebirth dan hospital birth hal tersebut dapat dilihat dari hasil penelitian
Sarah Buckley, MD dan Int'l Bidan Robin Lim. Untuk mengetahui lebih lanjut
mengenai Lotus Birth kita dapat melanjutkan pendidikan berlisensi sertifikasi
bidan dan perawat bidan atau juranl penelitian seperti dalam majalah kebidanan
dan Midwifery Today and Mothering.
Sampai sekarang belum ada penelitian
lebih lanjut mengenai adanya kehilangan berat badan bayi dan penyakit kuning
karena tindakan Lotus Birth. Referensi mengenai Lotus Birth ini terdapat
dalam ajaran Budha, Hindu, serta Kristen dan Yahudi.
BAB III
KASUS DAN PEMBAHASAN
1.
Isu Terkini Praktik Kebidanan
Isu Terkini dalam praktik kebidanan
yang sangat fenomenal adalah lotus birth yang membuat Robin Lim mendapat
penghargaan yang membanggakan sejawat di seluruh dunia. Lotus Birth,
atau tali pusat yang tidak dipotong, adalah praktek meninggalkan tali pusat
yang tidak diklem dan lahir secara utuh, daripada ikut menghalangi proses
fisiologis normal dalam perubahan Wharton’s jelly yang menghasilkan pengkleman
internal alami dalam 10-20 menit pasca persalinan.
Tali pusat kemudian Kering dan
akhirnya lepas dari umbilicus. Pelepasan tersebut umumnya terjadi 3-10 hari
setelah lahir. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menekankan pentingnya penyatuan atau
penggabungan pendekatan untuk asuhan ibu dan bayi, dan menyatakan dengan jelas
(dalam Panduan Praktis Asuhan Persalinan Normal:, Geneva, Swiss, 1997).
“Penundaan
Pengkleman (atau tidak sama sekali diklem) adalah cara fisiologis dalam
perawatan tali pusat, dan pengkleman tali pusat secara dini merupakan
intervensi yang masih memerlukan pembuktian lebih lanjut.”Lotus Birth jarang
dilakukan di rumah sakit tetapi umumnya dilakukan di klinik dan rumah bersalin,
sehingga proses bonding attachment antara ibu dan bayi dapat dilakukan,
hal ini tentunya bermanfaat bagi ibu dan bayi yang baru lahir .
Meskipun merupakan suatu fenomena
alternatif yang baru, penundaan pemotongan tali pusat sudah ada dalam budaya
Bali dan budaya orang Aborigin. Oleh karena itu, keputusan untuk
dilakukannya Lotus Birth serta dampak fisiologis yang dapat terjadi karena
Lotus Birth merupakan tanggungjawab dari klien yang telah memilih dan membaut
keputusan tentang tindakan tersebut.
Praktik Modern dari Lotus Birth menunjukkan bahwa
mamalia yang mempunyai 99% bahan genetik hampir sama dengan manusia, yaitu
simpanse pun membiarkan plasenta utuh, tidak merusak atau memotongnya. Hal
tersebut dikenal dengan fakta primatologists. Sampai sekarang belum ada penelitian lebih lanjut mengenai adanya
kehilangan berat badan bayi dan penyakit kuning karena tindakan Lotus Birth. Referensi mengenai Lotus Birth ini terdapat dalam ajaran Budha, Hindu,
serta Kristen dan Yahudi.
Waktu penyembuhan pusar apabila dilakukan pemtongan tali pusat dengan
tidak dapat terlihat dalam table sebagai berikut :
NO
|
Waktu Tali Pusat Terpotong
|
Waktu Penyembuhan segera
|
1.
|
Segera
|
9 hari atau 216 jam
|
2.
|
Ketika berhenti berdenyut
|
7 Hari
|
3.
|
Nanti
|
2-3 hari
|
2.
Lotus Birth di Bali
Bali memiliki berbagai tradisi dan ritual mengenai proses kelahiran. Setiap
kelahiran membawa cerita yang baru dan berbeda untuk dijadikan sebuah
pelajaran. Setiap wanita menyanyikan lagu kelahiran sendiri untuk bayinya. Ada
banyak sukacita dan perayaan pada saat kelahiran. Para peneliti kebidanan di
Bali mempraktekkan pendekatan hands-off yaitu praktek yang
meminimalisir intervensi yang dilakukan terhadap ibu hal tersebut memungkinkan
seorang ibu untuk mampu meyakinkan dirinya dengan didukung oleh suami atau
anggota keluarganya, dengan terus-menerus menentramkan hati bahwa ia mampu
melahirkan bayinya dengan tubuhnya yang sebenarnya telah dirancang untuk
mampu melahirkan secara alami.
Setiap anak Hindu lahir, orang-orang bali menyanyikan
mantra gayatri untuk menyambut kelahiran bayi ke dunia. Seperti halnya orang
muslim menyambut kelahiran bayi dengan pujian kepada Allah SWT. Selain
menyayikan mantra gayatri, aspek kelahiran yang indah dan menyentuh yang
dilakukan orang Bali adalah Lotus Birth. Ini adalah ketika tali pusat utuh
setelah lahir dari satu jam sampai beberapa hari. Bayi dan plasenta tetap satu
unit sampai orang tua memutuskan untuk memotong tali pusatnya. Tali pusat
merupakan organ tubuh bayi, dan pemotongan secara tiba-tiba dapat mengejutkan
bayi secara fisik, dan emosi, oleh karena itu dilakukan Lotus Birth.
Lotus Birth juga merupakan cara agar ibu dan bayi
untuk beristirahat bersama-sama, skin-to-skin kontak, menyusui dan
bonding attachment, sejak bayi bergerak. Salah satu cara yang kadang-kadang
dilakukan untuk memisahkan plasenta dari bayi adalah dengan cara pembakaran
tali pusat. Menurut kepercayaan orang Bali, pembakaran tali pusat menarik semua
energi daya hidup dari plasenta ke bayi, sehingga memungkinkan bayi untuk
merasa lengkap walaupun kehilangan organ penting. Selama proses pembakaran tali
pusat orang Bali tetap menyanyikan mantra gayatri sampai tali pusat habis
dibakar. Setelah lepas plasenta kemudian segera diambil oleh ayah untuk dikubur
di halaman rumah keluarga, sehingga anak akan selalu dapat menemukan cara atau
jalan ke rumah keluarga tersebut.
Penghormatan terhadap integritas pikiran, jasmani dan
rohani dari ibu dan bayi, adalah penting untuk perdamaian di bumi. Bila hal
tersebut dillakukan maka akan memperkuat kasih sayang yang sangat diperlukan untuk
manusia bertahan hidup.
3.
Beberapa alasan ibu untuk memilih Lotus Birth:
a. Tidak ada keinginan ibu untuk
memisahkan plasenta dari bayi dengan cara memotong tali pusat
b. Supaya proses transisi bayi terjadi
secara lembut dan damai, yang memungkinkan penolong persalinan untuk memotong
tali pusat pada waktu yang tepat.
c. Merupakan suatu penghormatan
terhadap bayi dan plasenta.
d. Mendorong ibu untuk menenangkan diri
pada minggu pertama postpartum sebagai masa pemulihan sehingga bayi mendapat
perhatian penuh.
e. Mengurangi kematian bayi karena
pengunjung yang ingin bertemu bayi. Sebagian besar pengunjung akan lebih
memilih untuk menunggu hingga plasenta telah lepas.
f. Alasan rohani atau emosional.
g. Tradisi budaya yang harus dilakukan.
h. Tidak khawatir tentang bagaimana
mengklem, memotong atau mengikat tali pusat.
i.
Kemungkinan menurunkan risiko infeksi (Lotus Birth memastikan sistem
tertutup antara plasenta, tali pusat, dan bayi sehingga tidak ada luka terbuka)
j.
Kemungkinan menurunkan waktu penyembuhan luka pada perut (adanya luka
membutuhkan waktu untuk penyembuhan, sedangkan jika tidak ada luka, waktu penyembuhan akan minimal).
4.
Beberapa manfaat dilakukannya Lotus
Birth diantaranya :
a. Tali pusat dibiarkan terus berdenyut
sehingga memungkinkan terjadinya perpanjangan aliran darah ibu ke janin.
b. Oksigen vital yang melalui tali
pusat dapat sampai ke bayi sebelum bayi benar-benar dapat mulai bernafas
sendiri.
c. Lotus Birth juga memungkinkan bayi cepat untuk menangis segera
setelah lahir.
d. Bayi tetap berada dekat ibu setelah
kelahiran sehingga memungkinkan terjadinya waktu yang lebih lama untuk bounding
attachment.
e. Dr Sarah Buckley mengatakan :”bayi
akan menerima tambahan 50-100ml darah yang dikenal sebagai transfusi placenta.
Darah transfusi ini mengandung zat besi, sel darah merah, keping darah dan
bahan gizi lain, yang akan bermanfaat bagi bayi sampai tahun pertama. ”Hilangnya 30 ml darah ke bayi baru lahir adalah setara dengan hilangnya 600 ml darah untuk orang dewasa. Asuhan persalinan umum
dengan pemotongan tali pusat sebelum berhenti berdenyut memungkinkan bayi baru
lahir kehilangan 60 ml darah, yang setara dengan 1200ml darah orang dewasa.
5. Langkah dilakukannya Lotus Birth :
a. Bila bayi lahir, biarkan tali pusat
utuh. Jika tali pusat berada sekitar leher bayi, cukup angkat tali tersebut.
b. Tunggu lahirnya plasenta secara
alami.
c. Ketika plasenta lahir, tempatkan pada
mangkuk di dekat ibu.
d. Tunggu transfusi penuh darah dari pusat
ke bayi sebelum menangani plasenta.
e. Hati-hati dalam mencuci plasenta yaitu
dengan menggunakan air hangat dan tepuk-tepuk sampai kering.
f. Tempatkan plasenta di tempat yang
kering.
g. Letakkan plasenta pada bahan yang
menyerap seperti sebuah popok atau kain kemudian letakkan dalam tas plasenta. The covering is changed daily or more often if seepage occurs. Permukaan plasenta akan berubah setiap hari bahkan
lebih cepat jika sering terjadi rembesan. Alternatif lain untuk
mempercepat pengeringan plasenta yaitu dengan menaburkan garam pada bagian
plasenta.
h. Gendong bayi dan beri makan sesuai kebutuhannya.
i.
Pakaikan bayi menggunakan pakaian yang longgar.
j.
Bayi dapat dimandikan seperti biasa, biarkan plasenta bersamanya.
k. Meminimalisir pergerakan bayi.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Lotus Birth, atau tali pusat yang tidak dipotong,
adalah praktek meninggalkan tali pusat yang tidak diklem dan lahir
secara utuh, daripada ikut menghalangi proses fisiologis normal dalam perubahan
Wharton's jelly yang menghasilkan pengkleman internal alami dalam 10-20 menit
pasca persalinan. Tali pusat kemudian Kering dan akhirnya lepas dari umbilicus.
Pelepasan tersebut umumnya terjadi 3-10 hari setelah lahir. Amerika merupakan negara pentis Lotus
Birth, hal tersebut tercantum dalam catatan tertulis. Didalamnya disebutkan
bahwa Lotus Birth sebagai langkah pencegahan untuk melindungi bayi dari infeksi
luka yang terbuka.
B.
SARAN
Bidan dalam melakukan praktik kebidanan sebaiknya
dengan cara – cara yang alami yang tidak mengedepankan sisi medical saja,
tetapi dengan mepertimbangankan kenyamanan dan dampak yang
ditimbulkan oleh klien kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
Abrar Mihalul. (2012). Lotus Birth Pada Ilmu Kebidanan. http://www.k4health.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar